Kamis, 24 Desember 2009

2 komentar
[ Minggu, 20 Desember 2009 ]
Dari Jawa Timur Robot Contest 2009 di PENS-ITS
Pilih Robot Analog karena Pembuatannya Mudah

Berbagai jenis robot kemarin (19/12) diadu di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-Institut Teknologi Sepuluh Nopember (PENS-ITS). Tidak hanya karya mahasiswa, tetapi juga karya para pelajar SMA --bahkan SD-- dari berbagai sekolah di Jawa Timur.

---

PULUHAN robot jenis line tracer (pengikut garis) mengikuti Jawa Timur Robot Contest 2009 di PENS-ITS kemarin (19/12). Robot-robot tersebut merupakan karya siswa SD hingga perguruan tinggi dari berbagai daerah di Jatim. Selain itu, ada peserta yang datang dari Jogjakarta dan Solo. Kemarin merupakan babak penyisihan. Babak final dilaksanakan hari ini.

Acara yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa PENS-ITS itu diikuti 205 tim. Rinciannya, 140 tim pelajar, 22 tim mahasaiswa PENS angkatan 2009, dan 43 tim dari mahasiswa umum. "Kami ingin mengenalkan robotika sejak kecil," kata Ketua Panitia Jawa Timur Robot Contest 2009 Satriyo Utomo kemarin.

Robot-robot itu beradu kecepatan melewati sirkuit yang sudah ditentukan. Robot line tracer yang dilombakan kali ini adalah jenis analog dan mikro. "Kebanyakan pelajar beradu line tracer yang analog," ujar Satriyo.

Selain lebih mudah, pem­ro­gram­an jenis analog itu tidak terlalu rumit. "Tinggal beli alat dan sensor," imbuhnya. Untuk line tracer mikro, pemrograman langsung dikerjakan di komputer sehingga kendali ada pada komputer yang dioperasikan oleh anggota tim.

Peserta asal SMPN 6 Surabaya Baskhoro Satriyo termasuk yang memilih robot jenis analog. "Robot ini gampag dibuat dan dioperasikan," tuturnya. Dia me­nu­turkan bahwa line tracer ter­sebut dibuat oleh para murid yang ikut serta dalam ekstrakurikuler robotika di sekolah.

Hal yang sama diakui oleh Fah­ruzul Fahmi, peserta dari SD Islam Raudhatul Jannah. "Aku baru ikut ekstra robotika tahun ini," ujarnya. Menurut dia, minatnya pada ro­bo­tika difasilitasi oleh sekolah de­ngan mendatangkan trainer untuk me­latih siswa belajar tentang ro­bot. Setiap minggu mereka diberi wak­tu khusus untuk belajar dan mengenal lebih dalam tentang robotika.

Salah seorang guru SD Islam Raudlatul Jannah Siti Aisyah mengatakan, sekolah sengaja mengembangkan robot dengan mengundang trainer khusus dari mahasiswa ITS. "Banyak anak-anak yang tertarik," ujarnya.

Bahkan, ekstrakurikuler robotika menjadi salah satu kegiatan favorit anak didiknya. Sekolah tersebut mengirimkan dua tim, yakni Suroboter dan Junior Roboter. "Robotika bagus untuk anak-anak," tuturnya. Keinginan bermain bagi anak-anak bisa disisipkan lewat belajar tentang robot. (upik dyah eka noviyanti/tom)

2 komentar: