Minggu, 27 Desember 2009

1 komentar
1. Address Resolution Protocol disingkat ARP

Address Resolution Protocol disingkat ARP adalah sebuah protokol dalam TCP/IP Protocol Suite yang bertanggungjawab dalam melakukan resolusi alamat IP ke dalam alamat Media Access Control (MAC Address). ARP didefinisikan di dalam RFC 826.
Ketika sebuah aplikasi yang mendukung teknologi protokol jaringan TCP/IP mencoba untuk mengakses sebuah host TCP/IP dengan menggunakan alamat IP, maka alamat IP yang dimiliki oleh host yang dituju harus diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam MAC Address agar frame-frame data dapat diteruskan ke tujuan dan diletakkan di atas media transmisi (kabel, radio, atau cahaya), setelah diproses terlebih dahulu oleh Network Interface Card (NIC). Hal ini dikarenakan NIC beroperasi dalam lapisan fisik dan lapisan data-link pada tujuh lapis model referensi OSI dan menggunakan alamat fisik daripada menggunakan alamat logis (seperti halnya alamat IP atau nama NetBIOS) untuk melakukan komunikasi data dalam jaringan.


Jika memang alamat yang dituju berada di luar jaringan lokal, maka ARP akan mencoba untuk mendapatkan MAC address dari antarmuka router lokal yang menghubungkan jaringan lokal ke luar jaringan (di mana komputer yang dituju berada) [1]

IP dan MAC (Media Access Control) address merupakan elemen dalam protokol ARP yang digunakan untuk pengalamatan dalam jaringan komputer. Ketika satu komputer masuk ke dalam jaringan, ia akan mengumumkan kehadirannya kepada semua komputer dalam jaringan (melakukan broadcast) melalui nomor IP dan MAC address-nya, atau sering disebut dengan istilah hardware address.

Address Resolution Protocol

Informasi tentang MAC address akan disimpan dalam keping RAM (Random Access Memory) dan sifatnya temporer dengan umurnya yang hanya dua menit, namun dapat diperbarui. Ruang simpan dalam RAM ini disebut ARP (Address Resolution Protocol) cache. ARP akan selalu memeriksa ARP cache. Jika ARP berhasil menemukan nomor IP tetapi tidak menemukan MAC address pasangannya, maka ARP akan mengirim request ke jaringan.

Prinsip dari ARP adalah tidak boleh ada lebih dari satu nomor IP memakai satu MAC address yang sama. Jadi, kita tidak bisa menggunakan nomor IP yang sedang dipakai oleh komputer lain, dan tidak bisa menggunakan MAC address yang telah dipasangkan dengan IP lain.

Protokol ARP bersifat stateless, ia akan mengirim request MAC address dan mengirimkan pemberitahuan kepada komputer anggota jaringan jika terjadi ketidakberesan dalam pengalamatan, walaupun tidak ada komputer di jaringan yang memintanya. Protokol ARP juga bersifat non-routable, ia hanya bekerja pada satu segmen jaringan lokal.

ARP Spoofing

Ancaman keamanan muncul ketika ada upaya manipulasi terhadap pengalamatan nomor IP dan MAC address. Proses ini biasa disebut dengan istilah ARP spoofing atau ARP poisoning, bertujuan untuk mencari mana saja komputer yang terhubung dengan koneksi terbuka (saling percaya). Misalnya, komputer B dengan alamat hardware BB:BB percaya terhadap komputer C yang beralamat hardware CC:CC. Komputer penyerang ada di komputer A dengan MAC address AA:AA. Maka, penyerang akan berupaya mengirimkan pemberitahuan kepada komputer B bahwa MAC address komputer C adalah AA:AA.
Salah satu contoh aplikasi yang dapat digunakan untuk memanipulasi MAC address adalah WinArpSpoof. Sebelum mengistalnya, terlebih dulu kita harus menginstal paket WinCap untuk menangkap paket data di jaringan.

Payahnya, sistem operasi selalu mengecek ARP cache dan akan mengirim request pengalamatan jika terjadi perubahan, atau jika ia mendeteksi adanya lebih dari satu IP dengan MAC address yang sama dalam ARP cache. Untuk menghentikan proses ini, biasanya cracker akan membuat program untuk menjawab bahwa tidak ada perubahan dalam ARP cache.

Dengan ARP spoofing, penyerang dapat mengatur lalu lintas data pada jaringan. Paket data yang dikirim target B ke target C akan berbelok dahulu ke komputer penyerang (komputer A). Setelah mengetahui isi data, bisa saja si penyerang mengirim pesan palsu ke komputer C, seakan-akan berasal dari komputer B. Model serangan semacam ini dikenal dengan istilah "man the middle attack". Lain jadinya, jika penyerang memasangkan MAC address yang tidak dikenal di dalam jaringan kepada komputer target. Ini akan menyebabkan komputer target tidak dikenali oleh jaringan dan akan mengalami penolakan saat mengirim request layanan, istilahnya "denial of service (DoS)".
Untuk mengetahui terjadinya upaya spoofing, kita bisa mengecek isi routing table menggunakan protokol Reverse ARP (RARP). Jika ada lebih dari satu alamat IP menggunakan MAC address yang sama, kemungkinan terjadi sesuatu yang tidak beres. Jika tidak ada yang salah dengan routing table, kita bisa mengirim paket ICMP (Internet Control Message Control) atau yang dikenal dengan ping ke komputer. Jika muncul pesan error (unreachable), kita harus curiga dan segera menyelidiki sistem.
Protokol ARP dapat dimanipulasi untuk tujuan jahat, namun juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan yang baik. Contohnya untuk mengecek keanggotaan dalam suatu fasilitas akses internet. Sekarang banyak orang mengakses internet melalui jaringan Wi-Fi yang memanfaatkan gelombang radio. Di jaringan tersebut, protokol ARP bisa digunakan untuk mengecek MAC address komputer-komputer yang terhubung dengan internet. (PCplus, 292) [2]
Internet Control Message Protocol
Internet Control Message Protocol (ICMP) adalah salah satu protokol inti dari keluarga protokol internet. ICMP utamanya digunakan oleh sistem operasi komputer jaringan untuk mengirim pesan kesalahan yang menyatakan, sebagai contoh, bahwa komputer tujuan tidak bisa dijangkau.
ICMP berbeda tujuan dengan TCP dan UDP dalam hal ICMP tidak digunakan secara langsung oleh aplikasi jaringan milik pengguna. salah satu pengecualian adalah aplikasi ping yang mengirim pesan ICMP Echo Request (dan menerima Echo Reply) untuk menentukan apakah komputer tujuan dapat dijangkau dan berapa lama paket yang dikirimkan dibalas oleh komputer tujuan. [3]
Hub vs switch


Gambar: Sebuah hub hanya mengulang semua trafik ke semua port, sementara switch akan membuat sambungan sementara antara port yang membutuhkan komunikasi.
Hub dianggap perangkat yang sederhana, karena hub secara tidak efisien membroadcast semua trafik ke setiap port. Kesederhanaan ini menyebabkan penalty dari sisi kinerja maupun keamanan. Secara keseluruhan kinerja menjadi lebih lambat, karena bandwidth yang tersedia harus dibagi antara semua port. Karena semua lalu lintas terlihat oleh semua port, semua host di jaringan dapat dengan mudah memantau seluruh lalu lintas jaringan.
Switch membuat sambungan virtual antara port penerima dan pengirim. Ini menghasilkan kinerja yang lebih baik karena banyak sambungan virtual dapat dibangun secara bersamaan. Switch yang lebih mahal dapat men-switch trafik dengan menginspeksi paket di tingkat yang lebih tinggi (di lapisan aplikasi atau lapisan transport), memungkinkan pembuatan VLAN, melaksanakan dan fitur tingkat lanjutan lainnya.
Sebuah hub dapat digunakan jika dibutuhkan pengulangan traffik ke semua port; misalnya, bila anda ingin sebuah mesin melakukan pemantauan untuk melihat semua lalu lintas pada jaringan. Kebanyakan switch menyediakan fungsi untuk memonitor port yang memungkinkan pengulangan traffik dari sebuah port tertentu yang ditugaskan secara khusus untuk tujuan ini.
Hub lebih murah daripada switch. Namun, harga akan berkurang secara drastis di tahun-tahun belakangan ini. Oleh karena itu, jaringan yang menggunakan hub lama sebaiknya diganti dengan switch yang baru jika memungkinkan.
Hub dan switch mungkin menawarkan layanan yang dikelola (managed servis). Beberapa dari layanan ini meliputi kemampuan untuk mengatur kecepatan link (10baseT, 100baseT, 1000baseT, full duplex atau half duplex) per port, memungkinkan untuk memperhatikan kejadian di jaringan (seperti perubahan alamat MAC atau paket yang tidak baik / salah), dan biasanya termasuk penghitung trafik pada port untuk memudahkan bandwidth akunting. Sebuah managed switch yang menyediakan perhitungan upload dan download byte untuk setiap port fisik sehingga dapat sangat menyederhanakan pemantauan jaringan. Layanan ini biasanya tersedia melalui SNMP, atau dapat diakses melalui telnet, ssh, interface web, atau alat konfigurasi khusus. [4]

Daftar Pustaka:
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Address_Resolution_Protocol
[2] http://www.bestlib.co.cc/2009/07/mengenal-address-resolution-protocol.html
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Internet_Control_Message_Protocol
[4] http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/WNDW:_Hub_vs._Switch

Kamis, 24 Desember 2009

2 komentar
[ Minggu, 20 Desember 2009 ]
Dari Jawa Timur Robot Contest 2009 di PENS-ITS
Pilih Robot Analog karena Pembuatannya Mudah

Berbagai jenis robot kemarin (19/12) diadu di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-Institut Teknologi Sepuluh Nopember (PENS-ITS). Tidak hanya karya mahasiswa, tetapi juga karya para pelajar SMA --bahkan SD-- dari berbagai sekolah di Jawa Timur.

---

PULUHAN robot jenis line tracer (pengikut garis) mengikuti Jawa Timur Robot Contest 2009 di PENS-ITS kemarin (19/12). Robot-robot tersebut merupakan karya siswa SD hingga perguruan tinggi dari berbagai daerah di Jatim. Selain itu, ada peserta yang datang dari Jogjakarta dan Solo. Kemarin merupakan babak penyisihan. Babak final dilaksanakan hari ini.

Acara yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa PENS-ITS itu diikuti 205 tim. Rinciannya, 140 tim pelajar, 22 tim mahasaiswa PENS angkatan 2009, dan 43 tim dari mahasiswa umum. "Kami ingin mengenalkan robotika sejak kecil," kata Ketua Panitia Jawa Timur Robot Contest 2009 Satriyo Utomo kemarin.

Robot-robot itu beradu kecepatan melewati sirkuit yang sudah ditentukan. Robot line tracer yang dilombakan kali ini adalah jenis analog dan mikro. "Kebanyakan pelajar beradu line tracer yang analog," ujar Satriyo.

Selain lebih mudah, pem­ro­gram­an jenis analog itu tidak terlalu rumit. "Tinggal beli alat dan sensor," imbuhnya. Untuk line tracer mikro, pemrograman langsung dikerjakan di komputer sehingga kendali ada pada komputer yang dioperasikan oleh anggota tim.

Peserta asal SMPN 6 Surabaya Baskhoro Satriyo termasuk yang memilih robot jenis analog. "Robot ini gampag dibuat dan dioperasikan," tuturnya. Dia me­nu­turkan bahwa line tracer ter­sebut dibuat oleh para murid yang ikut serta dalam ekstrakurikuler robotika di sekolah.

Hal yang sama diakui oleh Fah­ruzul Fahmi, peserta dari SD Islam Raudhatul Jannah. "Aku baru ikut ekstra robotika tahun ini," ujarnya. Menurut dia, minatnya pada ro­bo­tika difasilitasi oleh sekolah de­ngan mendatangkan trainer untuk me­latih siswa belajar tentang ro­bot. Setiap minggu mereka diberi wak­tu khusus untuk belajar dan mengenal lebih dalam tentang robotika.

Salah seorang guru SD Islam Raudlatul Jannah Siti Aisyah mengatakan, sekolah sengaja mengembangkan robot dengan mengundang trainer khusus dari mahasiswa ITS. "Banyak anak-anak yang tertarik," ujarnya.

Bahkan, ekstrakurikuler robotika menjadi salah satu kegiatan favorit anak didiknya. Sekolah tersebut mengirimkan dua tim, yakni Suroboter dan Junior Roboter. "Robotika bagus untuk anak-anak," tuturnya. Keinginan bermain bagi anak-anak bisa disisipkan lewat belajar tentang robot. (upik dyah eka noviyanti/tom)